Organisasi Sarekat Islam (SI) merupakan salah satu organisasi kebangsaan yang lahir pada masa pergerakan nasional di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 16 Mei 1905 di Surabaya, Jawa Timur. Pendirinya adalah sekelompok tokoh yang terdiri dari Kiai Haji Samanhudi, KH Wahid Hasyim, KH Mas Mansyur, dan HOS Tjokroaminoto.
Kiai Haji Samanhudi
Kiai Haji Samanhudi lahir pada tahun 1868 di Kauman, Surabaya. Ia merupakan seorang ulama yang dikenal sebagai tokoh pendiri SI. Sebelum mendirikan SI, Kiai Haji Samanhudi pernah menjadi Ketua Nahdlatul Ulama (NU) cabang Surabaya.
Kiai Haji Samanhudi memiliki pemikiran yang progresif dan nasionalis. Ia berpendapat bahwa umat Islam Indonesia harus memiliki kesadaran nasional yang tinggi dan harus memperjuangkan hak-haknya sebagai warga negara Indonesia.
KH Wahid Hasyim
KH Wahid Hasyim lahir pada tahun 1889 di Jombang, Jawa Timur. Ia merupakan putra dari seorang ulama terkenal, KH Hasyim Asy’ari. Sebelum bergabung dengan SI, KH Wahid Hasyim pernah belajar di Mekkah dan menjadi pengajar di Pesantren Tebuireng, Jombang.
Sebagai tokoh pendiri SI, KH Wahid Hasyim memiliki peran penting dalam mengembangkan organisasi ini. Ia juga terlibat aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pernah menjadi anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
KH Mas Mansyur
KH Mas Mansyur lahir pada tahun 1879 di Kudus, Jawa Tengah. Ia merupakan seorang ulama yang juga terlibat dalam gerakan kebangsaan. Sebelum bergabung dengan SI, KH Mas Mansyur pernah menjadi anggota Sarekat Dagang Islam (SDI) di Semarang.
Dalam SI, KH Mas Mansyur aktif dalam mengembangkan organisasi ini di luar Jawa. Ia juga terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pernah menjadi anggota BPUPKI.
HOS Tjokroaminoto
HOS Tjokroaminoto lahir pada tahun 1882 di Ponorogo, Jawa Timur. Ia merupakan seorang tokoh nasionalis yang juga terlibat dalam gerakan buruh. Sebelum mendirikan SI, HOS Tjokroaminoto pernah menjadi anggota SDI di Surabaya.
Dalam SI, HOS Tjokroaminoto menjadi ketua umum dan memimpin organisasi ini dalam mengembangkan gerakan buruh di Indonesia. Ia juga terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pernah menjadi anggota BPUPKI.
Tanggal Berdirinya Sarekat Islam
Sarekat Islam didirikan pada tanggal 16 Mei 1905 di Surabaya, Jawa Timur. Tanggal ini dipilih sebagai hari berdirinya SI karena pada tanggal tersebut sebagian besar tokoh pendiri SI berkumpul di Surabaya untuk membahas pendirian organisasi kebangsaan yang mewadahi kaum Muslimin Indonesia.
Pendirian SI dilatarbelakangi oleh kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia pada masa itu. Sebagian besar masyarakat Indonesia hidup dalam kemiskinan dan terbelakang, sedangkan kekayaan alam Indonesia dieksploitasi oleh penjajah Belanda. Kondisi ini memicu timbulnya kesadaran nasional di kalangan masyarakat Indonesia, termasuk di kalangan umat Islam.
Perkembangan Sarekat Islam
Setelah berdiri, SI berkembang pesat dan berhasil menjadi organisasi kebangsaan terbesar di Indonesia pada masa itu. SI berhasil membawa perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Indonesia, terutama kaum Muslimin.
SI mengembangkan berbagai usaha ekonomi yang melibatkan masyarakat Indonesia, seperti usaha perkebunan, perikanan, dan kerajinan. SI juga membuka sekolah-sekolah yang bertujuan untuk mendidik masyarakat Indonesia agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memajukan bangsanya.
Kegagalan Sarekat Islam
Meskipun berhasil membawa perubahan yang signifikan bagi masyarakat Indonesia, SI mengalami kegagalan pada akhirnya. Kegagalan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Konflik internal antara tokoh-tokoh SI yang saling berseberangan.
2. Tekanan dan intimidasi dari pemerintah kolonial Belanda yang tidak menginginkan adanya gerakan nasionalis di Indonesia.
3. Kurangnya dukungan dari kalangan elite politik Indonesia yang lebih memilih bekerja sama dengan penjajah Belanda.
Kesimpulan
Tokoh pendiri SI, yang terdiri dari Kiai Haji Samanhudi, KH Wahid Hasyim, KH Mas Mansyur, dan HOS Tjokroaminoto, merupakan tokoh-tokoh nasionalis yang memiliki pemikiran progresif dan nasionalis. Berdirinya SI pada tanggal 16 Mei 1905 di Surabaya, Jawa Timur, merupakan awal dari perjuangan kaum Muslimin Indonesia untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai warga negara Indonesia.
SI berhasil membawa perubahan sosial dan ekonomi bagi masyarakat Indonesia, namun mengalami kegagalan pada akhirnya karena konflik internal, tekanan dari pemerintah kolonial Belanda, dan kurangnya dukungan dari kalangan elite politik Indonesia. Meskipun begitu, perjuangan SI telah menjadi tonggak sejarah dalam pergerakan nasional di Indonesia.