Sejarah Singkat tentang Pembangunan, Letak, dan Pembukaan serta Peranan Indonesia dalam Krisis Terusan Suez

Terusan Suez merupakan sebuah terusan air yang menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah. Terusan ini memiliki panjang sekitar 193 kilometer dan memiliki lebar rata-rata sekitar 300 meter. Namun tahukah Anda bahwa terusan ini memiliki sejarah panjang yang sangat menarik?

Pembangunan Terusan Suez

Pembangunan Terusan Suez dimulai pada tahun 1859 dan selesai pada tahun 1869. Proyek pembangunan terusan ini dipimpin oleh insinyur Prancis bernama Ferdinand de Lesseps. Proyek pembangunan terusan ini memakan waktu sekitar 10 tahun dan melibatkan lebih dari 1,5 juta pekerja.

Terusan Suez dibangun dengan tujuan untuk mempercepat perjalanan kapal dari Eropa ke Asia. Sebelum terusan ini dibangun, kapal-kapal harus mengelilingi Tanjung Harapan Afrika yang memakan waktu sekitar 2-3 bulan.

Dengan dibangunnya Terusan Suez, waktu perjalanan kapal dapat dipangkas hingga hanya memakan waktu sekitar 2-3 minggu saja. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan bagi perdagangan internasional.

Letak Terusan Suez

Terusan Suez terletak di negara Mesir dan memanjang dari kota Port Said di Laut Tengah hingga kota Suez di Laut Merah. Terusan ini memiliki beberapa pintu air yang digunakan untuk mengatur arus lalu lintas kapal.

Selain itu, Terusan Suez juga memiliki beberapa bendungan dan saluran air yang digunakan untuk mengatur ketinggian air di dalam terusan. Hal ini sangat penting agar kapal-kapal dapat berlayar dengan aman di dalam terusan.

Pembukaan Terusan Suez

Pembukaan Terusan Suez dilakukan pada tanggal 17 November 1869. Acara pembukaan ini dihadiri oleh banyak tamu penting dari berbagai negara, termasuk Kaisar Napoleon III dari Prancis dan Ratu Victoria dari Inggris.

Pembukaan Terusan Suez menjadi sebuah momen sejarah yang sangat penting bagi dunia. Terusan ini membuka jalan bagi perdagangan internasional yang lebih cepat dan efisien. Selain itu, pembukaan Terusan Suez juga menjadi simbol kemajuan teknologi pada masa itu.

Peranan Indonesia dalam Krisis Terusan Suez

Pada tahun 1956, terjadi Krisis Terusan Suez yang melibatkan tiga negara besar, yaitu Mesir, Inggris, dan Prancis. Krisis ini bermula dari keputusan Presiden Mesir, Gamal Abdel Nasser, untuk nasionalisasi Terusan Suez.

Nasionalisasi Terusan Suez ini tentu saja tidak disukai oleh Inggris dan Prancis yang memiliki kepentingan besar di dalam terusan ini. Kedua negara tersebut memutuskan untuk melakukan invasi ke Mesir dengan tujuan merebut kembali kendali atas Terusan Suez.

Indonesia saat itu menjadi salah satu negara yang memainkan peran penting dalam menyelesaikan Krisis Terusan Suez. Indonesia bersama dengan negara-negara yang tergabung dalam Gerakan Non-Blok, berusaha untuk menyelesaikan krisis ini dengan cara damai melalui Dewan Keamanan PBB.

Dalam perannya sebagai mediator, Indonesia berhasil membujuk Inggris dan Prancis untuk menarik pasukan mereka dari Mesir. Hal ini berhasil dicapai pada tanggal 6 November 1956.

Kesimpulan

Terusan Suez merupakan sebuah terusan air yang memiliki sejarah panjang dan sangat penting bagi perdagangan internasional. Pembangunan terusan ini dipimpin oleh insinyur Prancis, Ferdinand de Lesseps, dan selesai pada tahun 1869.

Pembukaan Terusan Suez pada tahun 1869 menjadi sebuah momen sejarah yang sangat penting bagi dunia. Terusan ini membuka jalan bagi perdagangan internasional yang lebih cepat dan efisien.

Di tahun 1956, terjadi Krisis Terusan Suez yang melibatkan tiga negara besar, yaitu Mesir, Inggris, dan Prancis. Indonesia menjadi salah satu negara yang memainkan peran penting dalam menyelesaikan krisis ini dengan cara damai melalui Dewan Keamanan PBB.

Sejarah Terusan Suez dan peranan Indonesia dalam Krisis Terusan Suez membuktikan bahwa Indonesia memiliki peran dan pengaruh yang besar dalam dunia internasional. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya negara yang besar secara geografis, tetapi juga memiliki peran penting dalam menjaga perdamaian dan keamanan dunia.