Setelah sebelumnya kita telah membahas tentang prinsip-prinsip dan unsur-unsur dalam geografi kali ini kita akan melanjutkan pembahasan mengenai aspek aspek geografi, geografi kependudukan, oikumene dan pemukiman, persebaran penduduk kepadatan penduduk, perubahan penduduk, migrasi penduduk, mobilitas penduduk.
ASPEK-ASPEK GEOGRAFI DARI KEPENDUDUKAN
1. Oikumene dan Pemukiman
Dilihat secara keseluruhan, menurut N. Daldjoeni geografi itu menelaah oikumene, yaitu bagian dari bumi yang dihuni manusia.
Di dalam geografi sosial manusia harus dijadikan objek studi, misalnya manusia sebagai penghuni bumi maka manusia selalu dihubungkan dengan tempat di mana ia bertempat tinggal.
Sehubungan itu para geograf meneliti, mengapa manusia itu bertempat tinggal di daerah tersebut, misalnya di dataran rendah, dataran tinggi, dekat pantai, dekat hutan, di dekat areal pertanian, di kota, dan lain-lain.
Geografi dalam membahas pemukiman manusia, objeknya di wilayah perkotaan dan pedesaan. Di situ desa diartikan sebagai wilayah tempat tinggal penduduk yang hidup dari proses produksi agraris.
Adapun kota merupakan konsentrasi penduduk nonagraris yang memiliki daya pakai ruang yang lebih intensif. Perbedaan fisik antara kota dan desa masih amat jelas nampak di negara-negara sedang berkembang, tetapi di negaranegara industri maju perbedaan tersebut telah menjadi semakin kabur.
2. Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di muka bumi nyatanya tidak dialami oleh penduduk secara merata. Adapun tugas geograf yang khusus adalah memetakan persebaran itu dengan jelas.
Hasil suatu sensus pada tahun tertentu di suatu wilayah harus dipetakan sehingga dapat kelihatan bagi pembaca peta, seluk-beluk kepadatan di berbagai bagian dari wilayah itu.
Dari situ dapat dianalisis mengapa bagian wilayah yang satu lebih padat atau kurang padat dibandingkan dengan yang lain.
Geograf ingin mengetahui faktor-faktor geografis manakah yang kiranya mempengaruhi persebaran yang tidak merata tersebut.
Lembah-lembah sungai biasanya berpenduduk lebih padat daripada di sekitarnya sehingga air merupakan faktor utama dari kepadatan.
Kota lebih padat dari pedesaan, latar belakangnya lain lagi; demikian pula desadesa di sepanjang jalan raya propinsi. Untuk lebih sempurna analisisnya para geograf menggunakan peta udara sebagai alatnya.
3. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dinyatakan dengan angka sekian jiwa untuk tiap luas wilayah (kepadatan aritmetik).
Di samping itu dapat dinyatakan juga dalam sekian jiwa setiap unit luas tanah pertanian (kepadatan fisiologis); dapat pula dengan sekian jiwa yang hidup dari pertanian untuk tiap unit tanah garapan (kepadatan agraris).
Jelas bahwa geografi ingin menunjukkan secara khusus relasi antara tanah dengan manusia yang memanfaatkannya. Geografi mempelajari sejauh mana tanah sebagai sumber daya alam dieksploitasi agar dapat didiami manusia secara tetap.
Sehubungan dengan itu muncul permasalahan seperti gejala kelebihan penduduk, kekurangan penduduk, dan penduduk optimum, yang jumlah penduduk yang paling baik atau layak untuk wilayah yang bersangkutan. Sebagai dasar penduduk optimum, biasanya dipakai kesejahteraan ekonomis.
4. Perubahan Penduduk
Geografi kependudukan membantu banyak kepada penelaahan demografis suatu wilayah atau negara. Geografi kependudukan membicarakan masalah penduduk yang bertalian dengan seluk-beluk perilaku keruangan penduduk.
Perbedaan kepadatan penduduk dapat diakibatkan oleh perbedaan dalam hal pertumbuhan penduduk. Diskusi tentang ledakan penduduk di suatu wilayah secara menyeluruh sering meremehkan perbedaan antara kelahiran dan kematian menurut bagian wilayah yang bersangkutan.
5. Migrasi atau Gerakan Penduduk
Kelebihan penduduk (overpopulation) mendorong suatu migrasi keluar. Tekanan penduduk (population pressure) itu memaksa manusia mencari jalan keluar untuk mempertahankan kelangsungan dan taraf hidupnya.
Kalau tak dapat pindah tempat tinggal maka terjadi usaha intensifikasi pertanian, ini pun tak dapat bertahan lama jika kemampuan tanah terbatas.
Migrasi adalah gerakan penduduk dari region yang satu menuju region yang lain untuk ditempati secara permanen.
Di Indonesia transmigrasi termasuk contoh yang menarik. Bentuk lain dari migrasi yang tak kita kenal adalah nomadisme, yaitu berpindah terus mengikuti permusiman (demi tetap terjaminnya sumber daya) untuk akhirnya kembali ke lokasi semula.