Berikut ini penjelasan tentang teori permintaan dan penawaran uang, teori permintaan, penawaran uang, permintaan uang, teori permintaan uang, teori penawaran uang, teori moneter klasik, teori permintaan uang klasik, teori penawaran uang klasik, teori david ricardo, teori ekonomi david ricardo, david ricardo, teori irving fisher, teori kuantitas uang irving fisher, teori kuantitas irving fisher, teori permintaan uang irving fisher, teori permintaan uang menurut irving fisher.
Teori Permintaan dan Penawaran Uang
Pada hakekatnya besarnya uang yang beredar dipengaruhi oleh tarik-menarik antara permintaan dan penawaran dari para ke-3 pelaku ekonomi di atas. Dalam membahas permintaan dan penawaran uang ada 2 teori :
a. Teori Klasik
Fokus dari teori klasik adalah hubungan antara penawaran dan permintaan dan pada umumnya menjelaskan uang dari sudut pandang kuantitas, maka teori klasik sering disebut juga teori kuantitas (Quantity Theory of Money). Ada beberapa pandangan dalam teori klasik :
1) Teori Kuantitas dari Ricardo
David Ricardo adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat maka nilai uang akan menurun menjadi setengah dari semula.
Sebaliknya, apabila jumlah uang berkurang hingga setengah maka nilai uang akan naik menjadi dua kali lipat. Hal ini terjadi karena jika jumlah uang naik menjadi dua kali lipat, otomatis nilai uang akan menurun menjadi setengahnya. Teori ini dituliskan dengan rumus sebagai berikut.
di mana :
M = jumlah uang (quatity of money)
P = tingkat harga (Price)
k = konstanta/pembanding tetap
Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik berikut ini.
|
Grafik hubungan antara tingkat harga dan jumlah uang yang beredar |
Penjelasan:
Jumlah uang yang beredar semula sebesar 0M1 dan tingkat harga tertinggi 0P1. Jika jumlah (kuantitas) uang naik dua kali lipat (0M2) maka harga naik sebesar dua kali (0P2), sehingga nilai uang turun tinggal setengahnya.
Teori kuantitas yang dikemukakan Ricardo tersebut sangat sederhana karena tidak memerhatikan faktor yang memengaruhi nilai uang seperti :
a) jumlah uang yang beredar,
b) kecepatan peredaran uang yang berhubungan dengan jumlah permintaan uang,
c) jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan.
2) Teori Kuantitas dari Irving Fisher
Teori kuantitas yang dikemukakan oleh Ricardo berusaha disempurnakan oleh Irving Fisher dengan memasukkan variabel yang memengaruhi nilai uang, yaitu kecepatan peredaran uang, barang, dan jasa yang diperdagangkan.
Teori dari Irving Fisher ini juga disebut the transaction equation of exchange atau Persamaan Pertukaran, dengan rumus matematisnya :
MV = PT
di mana:
M = jumlah uang (quatity of money)
V = kecepatan peredaran uang
P = tingkat harga (price)
T = jumlah barang dan jasa
Dari rumus tersebut kita juga dapat mencari tingkat harga dan nilai uang, tingkat harga sama dengan jumlah uang yang beredar dikalikan kecepatan perputarannya dibagi jumlah barang yang diperdagangkan, atau dirumuskan:
Rumus di atas dapat dipakai untuk menentukan tingkat harga (P)
” Jika M naik, sedangkan V dan T tetap maka P akan naik ;
” Jika V naik, sedangkan M dan T tetap maka P akan naik ;
” Jika T naik, sedang M dan V tetap maka P akan turun.
Kelemahan teori dari Irving Fisher di atas adalah bahwa dalam kenyataannya harga (P) tidak selalu dalam posisi yang pasif, tetapi terkadang P dapat memengaruhi kecepatan peredaran uang, misalnya dengan turunnya harga suatu produk, maka akan terjadi permintaan barang yang berlebih sehingga akan berpengaruh pada kecepatan peredaran uang.
Contoh soal :
1. Pada suatu kegiatan perekonomian terjadi transaksi sebesar Rp.50.000.000,00. Jika jumlah uang yang beredar Rp. 5.000.000,00 berapa kecepatan peredaran uang?
2. Dalam suatu transaksi perekonomian dengan tingkat harga sebesar Rp.1.000.000,00 barang yang terjual sebanyak 100 unit, diketahui bahwa kecepatan peredaran uang sebanyak 10 kali, tentukan uang yang beredar dalam transaksi tersebut!
3) Teori Kuantitas dari AC. Pigou
A.C. Pigou seorang guru besar Universitas Cambridge mengemukakan teori yang agak berbeda dengan yang dikemukakan Ricardo maupun Fisher yang terfokus pada jumlah uang dan harga, A.C. Pigou lebih menitikberatkan pada hubungan antara jumlah uang dengan pendapatan nasional yang diwujudkan dalam uang kas.
Ada 2 versi persamaan dalam teori yang dikemukakan A.C. Pigou yaitu versi saldo kas dan versi pendapatan.
Persamaan Versi Saldo Kas (Cash Balance Version):
di mana : M = k (PT)
M = jumlah uang (quatity of money)
P = tingkat harga (Price)
T = jumlah transaksi
k = konstanta
Contoh soal :
Dalam perekonomian, nilai transaksi keseluruhan berjumlah Rp.200.000.000,00 sedangkan jumlah uang yang beredar Rp. 4.000.000,00 tentukan konstansta (k) dan kecepatan peredaran uang (V).
Persamaan Versi Pendapatan (Income Version) :
M = k (PY)
di mana :
M = jumlah uang (quatity of money)
P = tingkat harga (Price)
Y = pendapatan nasional
k = konstanta
Contoh soal :
Bila jumlah uang yang beredar Rp. 8.000.000,00 pendapatan riil yang dicapai perekonomian sebesar Rp. 40.000.000,00 dan k=0,2. Mengapa harga meningkat menjadi 2 kali lipat jika peredaran uang ditambah menjadi Rp.16.000.000,00?
Jadi jelas bahwa dengan adanya penambahan uang yang beredar maka harga akan naik.
Dari beberapa teori kuantitas di atas, mengandung persamaan yang membedakan teori kuantitas klasik dengan teori lainnya. Thomas Humprey menunjukkan bahwa ada lima ciri/postulat yang membedakan teori kuantitas dengan teori lain yaitu :
- Postulat proporsionalitas antara M (yaitu jumlah uang yang beredar dengan P (yaitu tingkat harga).
- Postulat peranan aktif dari M dalam mekanisme transmisi moneter.
- Postulat kenetralan uang, yaitu terpisahnya sektor riil dengan sektor moneter.
- Postulat teori moneter tingkat harga, maksudnya bahwa penyebab utama. perubahan tingkat harga ialah gejala-gejala yang terjadi dalam sektor moneter.
- Postulat eksogenitas jumlah uang yang beredar dalam arti M diasumsikan merupakan variabel yang eksogen.