Artikel sejarah kita kali ini akan membahas sejarah perang salib, perang salib I, perang salib, perang salib pertama, terjadinya perang salib, sebab-perang salib, sejarah perang salib 1, sejarah perang salib menurut islam, perang salib versi islam.
Invasi pasukan salib ke Negara-negara muslim menghadapi dua Negara besar; keluarga Zanki dan dinasti Ayyubiyah.
Seolah-olah keduanya hadir untuk menjadi batu sandungan perjalanan bangsa Eropa menguasai wilayah timur, atau paling tidak menundanya untuk jangka waktu lebih dari 900 tahun.
Ketika Paus Urbanus II terpilih sebagai paus Roma tahun 481 H dan menjadi penguasa yang dipatuhi semua bangsa Nasrani, ia mengajak semua pemimpin Nasrani untuk melakukan peperangan melawan kaum muslimin demi merebut Baitul Maqdis.
Diantara yang bersemangat merespon seruan ini adalah Peter Thr Hermit. Ia mengumpulkan para sukarelawan untuk melakukan peperangan.
Ternyata sebagian besar sukarelawan ini berasal dari rakyat jelata dan penyamun. Kemudian Peter The Hermit bersama gerombolan anarkis ini berangkat menuju Baitul Maqdis mendahului prajurit regular.
Selama perjalanan, mereka melakukan pengerusakan dan menyakiti setiap orang yang dilalui dijalan bahkan sampai orang Nasrani. Hal ini membuat imperium Konstantinopel mengeluhkan mereka.
Para gerombolan ini juga menimbulkan kerugian sangat besar di Negara-negara Islam, hingga akhirnya pasukan Saljuk berhasil menghadang dan menyapu bersih mereka di Nicaea tahun 489 H.
Saat perang berkecamuk, bala tentara regular sedang bertolak dari Prancis melewati Roma lalu Konstantinopel. Pasukan ini terdiri dari jutaan kaum Nasrani; 300.000 di antaranya pejuang, hanya saja prajurit regular ini tidak memiliki satu kepemimpinan.
Mayoritas para pemimpinnya adalah para pangeran Perancis. Dalam ekspedisi ini, raja-raja Eropa tidak turut serta karena sedang sibuk memerangi kaum muslimin. Selain itu, raja Perancis Philip I dan raja Jerman, Henry IV terusir dari kasih-sayang gereja.
Selanjutnya, prajurit salib regular bertolak ke Nicaea (ibukota Saljuk Romawi, yang sekarang bernama Iznik di wilayah Turki). Mereka memanfaatkan kepergian pemimpin Niceae, Qilij Arselan, mereka mengepung kota dari arah utara dan selatan.
Ketika Qilij kembali, ia berusaha memasuki kota dan berperang melawan pasukan salib dengan sengit, namun ia tidak berhasil masuk kota, sehingga kota Niceae yang mayoritas penduduknya Nasrani jatuh ketangan pasukan salib.
Lalu kota ini digabungkan ke imperium Byzantium. Sementara itu, serdadu salib terus melakukan invasi hingga dengan mudah berhasil menganeksasi kota Ikonium. Kota ini jatuh disebabkan Qilij sudah mengosongkan penduduknya.
Tak lama kemudian serdadu salib berangkat menuju kota Heraklia. Dilanjutkan ke kota Qaliqiyah dan Caesarea. Lalu bertolak lagi ke Marasion dan menguasinya, dilanjutkan ke Syam hingga sampai kejembatan besi di atas sungai Oronte (al-ashi) sebelah timur Antiekia.
Dengan demikian serangan pasukan salib pertama berhasil meruntukan Saljuk Romawi dan menguasai wilayah mereka serta mendirikan beberapa keamiran dan kerajaan seperti Kerajaan Armenia dan Callrho (Ar-Reha).
Serangan ini juga mampu menaklukkan Antiokia dari tangan Sajuk Parsi, dan berhasil mendirikan beberapa imperium salibis. Selain itu, serangan ini juga berhasil merebut kota Laodessa dari tangan Saljuk Syam setelah melalui perjuangan berat.
Selanjutnya pasukan salib bertolak menuju Yerussalem dan menumpas segala upaya yang mencoba merintanginya. Lalu mereka sampai ke pintu-pintu gerbang Baitul Maqdis. Perjalanan mereka ini berhasil berkat bantuan gubernur Akkad dan penduduk Beirut.
Setelah melalui blockade yang berlangsung selama 41 hari, akhirnya kota Baitul Maqdis jatuh ketangan pasukan salib dengan disertai pembantaian besar-besaran terhadap kaum muslimin di kota Baitul Maqdis.
Dengan demikian, pasukan salib berhasil menundukkan Baitul Maqdis, Betlehem, Al-Khalil, Ar-Ramalah, Ramallah, Nablus, Beisan, Thabriyah, dan An-Nashiriyah. Yang tersisa hanyalah Asqalan dan beberapa perkampungan lainnya di tangan kaum Muslimin.
Hal yang perlu disebutkan bahwa meskipun pasukan salib berhasil menduduki Yerussalem, namun sebenarnya mereka telah kehilangan banyak pejuang.
Pada awalnya, jumlah pasukan salib sebanyak 300.000 pejuang, namun ketika berhasil masuk Baitul Maqdis, serdadu salib hanya berjumlah tidak lebih dari 40.000 pejuang.
Meskipun kita berlebih-lebihan dalam menghitung pasukan salib yang berangkat ke Callrho (Ar-Reha), namun prajurit mereka tidak lebih dari 40.000 personil.
Dengan demikian sisa pasukan salib yang dating pada invasi pertama berjumlah sekitar 80.000 personil. Mereka telah kehilangan 220.000 prajurit yang tewas dalam berbagai pertempuran. Ini menunjukkan bahwa pertempuran-pertempuran yang terjadi begitu sengit.