Seiring dengan perkembangan ilmu biologi yang bertambah maju, maka metode klasifikasi makhluk hidup dipelajari tersendiri dalam cabang ilmu taksonomi.
Klasifikasi dalam Biologi Modern
Sebelumnya Anda sudah mempelajari tentang klasifikasi sistem filogenik. Dasar itulah yang digunakan dalam klasifikasi makhluk hidup yang lebih modern.
Untuk melakukan klasifikasi yang baik dan benar, diperlukan tahap-tahap tertentu. Tahap-tahap apa saja yang diperlukan dalam klasifikasi? Pelajarilah dalam uraian berikut!
Tahapan dalam Klasifikasi
Apabila kita mencoba melakukan klasifikasi terhadap suatu makhluk hidup dengan baik dan benar, maka kita harus melalui beberapa tahap, yaitu pencandraan, pengelompokan, dan pemberian nama.
a. Pencandraan/Identifikasi
Jika Anda menemukan suatu makhluk hidup, apa yang akan Anda lakukan? Sebagai proses awal, tentu Anda akan mencandra/mengidentifikasi terlebih dahulu.
Proses ini sebaiknya dilakukan dengan cermat dan teliti. Identifikasi dimulai dari ciri-ciri yang mudah diamati, yaitu secara morfologi, anatomi, fisiologi, bila perlu sampai pada ciri-ciri biokimiawi.
b. Pengelompokan
Setelah melakukan pencandraan/identifikasi, tentunya Anda sudah mengetahui ciri-ciri makhluk hidup yang serupa dan yang tidak serupa.
Ciri-ciri makhluk hidup yang serupa akan dikelompokkan dalam suatu takson yang kemudian diurutkan dari tingkat tinggi sampai pada tingkat rendah. Makin rendah tingkatan takson, makin sedikit anggotanya, tetapi persamaan ciri-ciri yang dimiliki anggotanya makin banyak.
c. Pemberian Nama Takson
Dari hasil pengelompokan suatu makhluk hidup, alangkah baiknya bila pengelompokan tiap takson itu diberi nama. Pemberian nama ini bertujuan untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu makhluk hidup yang berguna untuk membedakan dengan makhluk hidup lain.
SISTEM KLASIFIKASI
Klasifikasi yang didasarkan pada filogenik telah mengalami berbagai perkembangan karena adanya penemuan-penemuan baru yang sesuai dengan peradaban manusia.
Mulanya pada abad ke-19 sampai 20 masih menggunakan sistem dua kingdom, yaitu dunia tumbuhan (Plantarum) dan dunia hewan (Animalia), tetapi pada kenyataannya untuk organisme tingkat rendah seperti Amoeba, Paramecium, dan Hydra sangat sulit ditentukan,
termasuk dunia tumbuhan ataukah dunia hewan. Oleh karena itu, para ahli mengemukakan berbagai sistem klasifikasi sebagai berikut.
1. Sistem Klasifikasi Dua Kingdom, penemu sistem ini adalah ilmuwan yang bernama Aristoteles (Yunani). Pengelompokan makhluk hidup tersebut adalah sebagai berikut.
- Kingdom tumbuhan (Plantarum), memiliki ciri-ciri berdinding sel, berklorofil, dan berfotosintesis. Bakteri dan jamur meskipun tidak berklorofil tetap dimasukkan dalam kerajaan tumbuhan.
- Kingdom hewan (Animalia), memiliki ciri-ciri tidak berdinding sel, tidak berklorofil dan dapat bergerak bebas, yang termasuk pada kingdom ini seperti Protozoa, Mollusca, Porifera, Coelenterata, Arthropoda, Echinodermata dan Chordata.
2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom, penemu sistem kingdom ini adalah Ernest Haekel (Jerman) tahun 1866, pengelompokan makhluk hidup tersebut adalah sebagai berikut.
- Kingdom Monera, memiliki ciri-ciri tubuh tersusun atas satu atau banyak sel, inti selnya tanpa selubung (prokariotik), contohnya adalah bakteri dan ganggang biru.
- Kingdom Plantae, yang temasuk dalam kingdom ini adalah alga, jamur, lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
- Kingdom Animalia, yang termasuk dalam kingdom ini adalah dari golongan Protozoa sampai golongan Chordata.
3. Sistem Klasifikasi Empat Kingdom, penemu sistem kingdom ini adalah Robert Whittaker pada tahun 1959.
Pengelompokan makhluk hidup tersebut berdasarkan struktur sel yang dibedakan antara sel eukariotik, yaitu sel yang memiliki selaput inti, dan sel prokariotik, yaitu sel yang tidak memiliki selaput inti. Keempat kingdom itu antara lain:
- Kingdom Monera, ciri-cirinya adalah memiliki inti tanpa membran (prokarion), contohnya bakteri dan ganggang biru.
- Kingdom Fungi, mencakup semua jamur.
- Kingdom Plantae, meliputi semua ganggang kecuali ganggang biru, lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
- Kingdom Animalia, meliputi semua hewan, mulai dari Protozoa sampai Chordata.
4. Sistem Klasifikasi Lima Kingdom, sistem ini merupakan penyempurnaan dari sistem empat kingdom oleh Whittaker pada tahun 1969 dengan menggunakan dasar tingkatan organisme, susunan sel, dan faktor nutrisinya. Klasifikasi ini dianut oleh banyak ilmuwan sampai sekarang.
Adapun sistem klasifikasi lima kingdom ini adalah sebagai berikut.
- Kingdom Monera, meliputi semua makhluk hidup atau organisme yang prokariotik, bersel satu, dan mikroskopis. Contohnya, semua bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobakteri), misalnya Escherichia coli, Anabaena sp., dan Nostoc sp.
- Kingdom Protista, sebagian besar terdiri atas organisme yang bersel satu, eukariotik, umumnya sudah memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan dan hewan. Contohnya: Euglena, Paramecium, dan Amoeba.
- Kingdom Fungi, memiliki ciri-ciri eukariotik, tidak berklorofil sehingga tidak berfotosintesis. Contohnya: Mucor, Saccharomyces, Pleurotus (jamur tiram), Agaricus, dan lain-lain.
- Kingdom Plantae, terdiri atas semua organisme eukariotik, bersel banyak, berdinding sel yang mengandung selulosa, berklorofil, berfotosintesis, autotrof. Kerajaan tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan berspora (lumut, paku) dan berbiji. Contohnya: padi, mawar, lumut hati, dan paku ekor kuda.
- Kingdom Animalia: memiliki ciri-ciri eukariotik, bersel banyak, tidak berklorofil sehingga tidak berfotosintesis, tidak berdinding sel, heterotrof. Contohnya: burung, gajah, ular, ayam, dan sebagainya.
5. Sistem Klasifikasi Enam Kingdom. Sistem ini menganut bahwa virus dimasukkan dalam kingdom tersendiri, oleh karena itu tingkatan klasifikasi ada enam kingdom, yaitu Virus, Protista, Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia.
IDENTIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Apabila Anda menemukan suatu makhluk hidup yang belum diketahui golongannya, termasuk tumbuhan ataukah hewan, bagaimana cara Anda mengetahui jenis makhluk hidup tersebut?
Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi terlebih dahulu, yaitu mengenal makhluk hidup tersebut.
Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru kita kenal dibutuhkan suatu alat pembanding yang dapat berupa gambar, spesimen (awetan tumbuhan atau hewan), atau tumbuhan dan hewan yang sudah diketahui namanya yang disebut kunci identifikasi/kunci determinasi.
Suatu jenis kunci identifikasi yang paling sederhana dinamakan kunci dikotomi (bentuknya menggarpu), kunci ini cocok untuk mengidentifikasi suatu makhluk hidup termasuk dalam kelompok mana. Lihatlah contoh diagram pada Gambar berikut ini!
Pada umumnya suatu species diidentifikasi dengan menggunakan kunci determinasi. Kunci ini terdiri atas serangkaian petunjuk yang merupakan ciri-ciri morfologi suatu makhluk hidup, dengan ciri setiap petunjuk terdiri atas dua pernyataan yang berlawanan dan pernyataan-pernyataan ini membawa kita pada petunjuk selanjutnya.
Jika salah satu ada yang cocok, maka pernyataan yang lain gugur, demikian seterusnya sampai akhirnya nama jenisnya diketahui. Agar lebih jelas, pelajarilah contoh determinasi sederhana berikut ini!
Setelah mempelajari uraian di atas, Anda bisa mengetahui bahwa ternyata keanekaragaman berbagai jenis makhluk hidup yang ada di dunia ini sangat banyak.
Kita tidak akan mampu menghitung atau mengetahui semua jenisnya, akan tetapi kita dapat mempelajari melalui pendekatan klasifikasi dan tata nama.
Hal ini merupakan daya dukung untuk kelangsungan hidup semua makhluk hidup yang ada di bumi. Kita wajib bersyukur kepada Tuhan yang menciptakan alam semesta dengan memberikan keanekaragaman yang begitu besar bagi kehidupan makhluk di bumi.