Berikut ini akan kita bahas secara ringkas mengenai pergerakan nasional, pergerakan nasional indonesia, taman siswa, perguruan taman siswa didirikan oleh, organisasi taman siswa, perkembangan pergerakan nasional indonesia, pendiri taman siswa, sejarah taman siswa, sejarah taman siswa ki hajar dewantara, tujuan taman siswa, Partai Nasional Indonesia, PNI, organisasi partai nasional indonesia, pendiri partai nasional indonesia, tokoh partai nasional indonesia, tujuan partai nasional indonesia.
Taman Siswa
Taman siswa merupakan lembaga pendidikan nasional yang didirikan oleh Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) di Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1922.
Lembaga ini bertujuan menyesuaikan sistem pendidikan dengan kebudayaan Indonesia. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan Pancadarma Taman Siswa yang meliputi dasar kodrat alam, dasar kemerdekaan, dasar kebudayaan, dasar kebangsaan atau kerakyatan, dan dasar kemanusiaan.
Dalam pendidikan, Taman Siswa hendak mewujudkan sistem “among” untuk mengadakan pola belajar asah, asih, asuh dan diterapkan pola kepemimpinan “ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang artinya seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh, memberi motivasi, dan mendorong untuk maju.
Partai Nasional Indonesia (PNI)
PNI berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung oleh Ir. Soekarno, dr. Tjipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo, Mr. Budhiarto, dan Dr. Sanusi.
Tujuan PNI adalah Indonesia merdeka. Tujuan ini hendak dicapai dengan asas percaya pada diri sendiri (self help). Artinya, memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial dengan kekuatan sendiri, misalnya mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik, bank nasional, dan koperasi.
Itulah sebabnya, PNI tidak mau bekerja sama dengan penjajah (nonkooperatif). Pergerakan PNI didasarkan pada semboyan Marhaenisme, artinya memperjuangkan rakyat miskin. Pada tahun 1928, PNI mengadakan kongres yang pertama dan merumuskan program kerja sebagai berikut.
1. Bidang politik
a. Memperkuat perasaan kebangsaan dan kesadaran persatuan.
b. Menyebarluaskan sejarah nasional.
c. Mempererat hubungan antarbangsa Asia.
2. Bidang ekonomi
a. Mencapai perekonomian nasional.
b. Membantu perdagangan perindustrian nasional.
c. Mendirikan front nasional dan koperasi.
3. Bidang sosial
a. Memajukan pengajaran nasional.
b. Meningkatkan derajat kaum wanita.
c. Memajukan serikat buruh.
d. Memperbaiki kesehatan rakyat
Kekhawatiran Belanda atas PNI menyebabkan Soekarno tidak boleh mengadakan kegiatan di luar Jawa, bahkan Belanda melakukan penggeledahan kantor PNI dan menangkap Ir. Soekarno, Maskur, Sumodirejo, Gatot Mangkuprojo, dan Supradinata yang dituduh melanggar Pasal “Karet” 153 bis dan 169 KUHP, yaitu “dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan pemerintah Belanda”. Ir. Soekarno dibuang ke penjara Sukamiskin.
Penangkapan tokoh PNI mengakibatkan PNI pecah menjadi dua.
- Kelompok yang tidak setuju PNI dibubarkan tetap mempertahankan ideologi PNI dengan nama baru, yakni Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru), tokohnya Moh. Hatta, Sutan Syahrir.
- Kelompok yang setuju PNI dibubarkan membentuk Partindo dipimpin Mr. Sartono.