Gerakan Non Blok (GNB) merupakan sebuah gerakan politik internasional yang didirikan pada tahun 1961 oleh sejumlah negara-negara yang tidak ingin terikat dengan blok tertentu dalam Perang Dingin. Sejak didirikan, GNB telah mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) secara periodik untuk membahas isu-isu global, khususnya yang berkaitan dengan perdamaian dan keamanan dunia. Artikel ini akan membahas sejarah penyelenggaraan KTT GNB dan peran Indonesia dalam upaya menciptakan perdamaian dunia.
Sejarah Penyelenggaraan KTT GNB
KTT pertama GNB diadakan di Bandung, Indonesia pada tahun 1961 dan diikuti oleh 29 negara-negara yang tergabung dalam gerakan ini. KTT ini menjadi penting karena diadakan pada masa yang sama dengan dekolonisasi di Asia dan Afrika, di mana banyak negara baru yang merdeka ikut serta dalam gerakan ini. KTT ini juga menjadi ajang untuk menguatkan solidaritas antar negara-negara yang baru merdeka dan memperkuat posisi mereka dalam kancah politik internasional.
Sejak KTT pertama, GNB telah mengadakan sejumlah KTT lainnya di berbagai negara seperti Kairo (1964), Lusaka (1970), Algiers (1973), Havana (1979), New Delhi (1983), Harare (1986), Beograd (1989), Jakarta (1992), Durban (1998), Kuala Lumpur (2003), dan Teheran (2012).
Setiap KTT GNB memiliki tema yang berbeda-beda, namun tema umum yang selalu diangkat adalah perdamaian dan keamanan dunia. Selain itu, pada setiap KTT GNB juga dibahas isu-isu lain seperti pembangunan ekonomi, hak asasi manusia, perdagangan internasional, lingkungan hidup, dan sebagainya.
Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok
Indonesia merupakan salah satu negara pendiri GNB dan telah menjadi tuan rumah KTT GNB sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1961 dan 1992. Sejak awal, Indonesia telah berperan aktif dalam gerakan ini dan merupakan salah satu negara yang paling vokal dalam membela kemerdekaan dan kedaulatan negara-negara berkembang.
Selama masa pemerintahan Soekarno, Indonesia menjadi salah satu pemimpin GNB dan aktif dalam memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang di kancah internasional. Salah satu contoh keberhasilan Indonesia dalam menggalang solidaritas antar negara-negara berkembang adalah ketika berhasil membentuk Gerakan Kelompok 77 (G-77), sebuah organisasi yang terdiri dari negara-negara berkembang yang bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi dan politik mereka di kancah internasional.
Peran Indonesia dalam GNB terus berlanjut hingga saat ini. Pada KTT GNB ke-17 yang diadakan di Bali pada tahun 2011, Indonesia berhasil memperjuangkan isu-isu penting seperti perdamaian dunia, penghapusan senjata nuklir, hak asasi manusia, dan pemberantasan kemiskinan.
Kontribusi Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia
Indonesia bukan hanya berperan dalam GNB, namun juga dalam upaya menciptakan perdamaian dunia secara umum. Sebagai negara yang memiliki posisi strategis di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan ini.
Salah satu contoh kontribusi Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia adalah ketika berhasil memediasi konflik di Kamboja pada tahun 1991. Indonesia yang saat itu menjabat sebagai Ketua GNB dan anggota Dewan Keamanan PBB, berhasil memimpin proses perdamaian di Kamboja dan membawa negara tersebut keluar dari konflik yang berkepanjangan selama bertahun-tahun.
Selain itu, Indonesia juga aktif dalam memperjuangkan perdamaian di Timor Leste pada tahun 1999. Melalui proses mediasi yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Ali Alatas, Indonesia berhasil membawa konflik di Timor Leste ke meja perundingan dan akhirnya berhasil mencapai kesepakatan damai yang mengakhiri konflik tersebut.
Kesimpulan
KTT GNB telah menjadi ajang penting bagi negara-negara di seluruh dunia untuk membahas isu-isu global, khususnya yang berkaitan dengan perdamaian dan keamanan dunia. Indonesia sebagai negara pendiri GNB dan tuan rumah KTT GNB sebanyak dua kali, telah berperan aktif dalam gerakan ini dan menjadi salah satu negara yang paling vokal dalam membela kemerdekaan dan kedaulatan negara-negara berkembang.
Selain itu, Indonesia juga aktif dalam memperjuangkan perdamaian dunia secara umum dan berhasil memediasi konflik di Kamboja pada tahun 1991 dan di Timor Leste pada tahun 1999. Semua kontribusi Indonesia dalam upaya menciptakan perdamaian dunia ini membuktikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara dan dunia.