Pengelompokan atau Penggolongan Unsur Kimia Berdasarkan Massa Atom Menurut Teori Atom Dalton, Hukum Triade Dobereiner, dan Hukum Oktaf Newlands

Dalam ilmu kimia, unsur kimia merupakan suatu zat murni yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat yang lebih sederhana dengan cara kimia. Ada banyak unsur kimia yang telah ditemukan oleh para ahli kimia dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, para ahli kimia memerlukan cara untuk mengelompokkan atau menggolongkan unsur-unsur tersebut agar memudahkan dalam mempelajarinya. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan mengelompokkan atau menggolongkan unsur-unsur berdasarkan massa atomnya.

Teori Atom Dalton

Teori atom Dalton menyatakan bahwa seluruh materi terdiri dari atom-atom yang sangat kecil dan tidak dapat diuraikan lagi. Teori ini juga menyatakan bahwa atom-atom dari unsur yang sama memiliki massa atom yang sama, sedangkan atom-atom dari unsur yang berbeda memiliki massa atom yang berbeda pula. Oleh karena itu, teori atom Dalton menjadi dasar bagi para ahli kimia untuk mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan massa atomnya.

Hukum Triade Dobereiner

Hukum triade Dobereiner adalah salah satu cara pengelompokan unsur kimia yang pertama kali ditemukan oleh ahli kimia Jerman, Johann Wolfgang Döbereiner, pada tahun 1817. Hukum ini menyatakan bahwa unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari tiga unsur yang memiliki sifat-sifat kimia yang serupa. Setiap kelompok ini memiliki sebuah unsur yang memiliki rata-rata massa atom yang sama dengan unsur yang lain dalam kelompok tersebut. Contohnya adalah kelompok klorin, bromin, dan iodin yang memiliki massa atom rata-rata yang hampir sama.

Hukum Oktaf Newlands

Hukum oktaf Newlands adalah cara pengelompokan unsur kimia yang ditemukan oleh ahli kimia Inggris, John Alexander Reina Newlands, pada tahun 1865. Hukum ini menyatakan bahwa unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan dalam sebuah siklus berulang yang terdiri dari delapan unsur. Unsur-unsur dalam siklus ini memiliki massa atom yang meningkat secara berurutan dan memiliki sifat-sifat kimia yang serupa. Contohnya adalah unsur kalsium, strontium, dan barium yang memiliki sifat-sifat kimia yang serupa dan terdapat dalam siklus yang sama.

Penggolongan Unsur Kimia Berdasarkan Massa Atom

Selain menggunakan hukum triade Dobereiner dan hukum oktaf Newlands, para ahli kimia juga mengelompokkan atau menggolongkan unsur-unsur berdasarkan massa atomnya. Penggolongan ini dilakukan dengan membagi unsur-unsur ke dalam beberapa golongan berdasarkan kisaran massa atomnya. Berikut adalah penggolongan unsur-unsur berdasarkan massa atom menurut para ahli kimia:

Golongan 1: Unsur dengan Massa Atom di Bawah 20

Golongan pertama adalah unsur dengan massa atom di bawah 20. Unsur-unsur dalam golongan ini memiliki massa atom yang relatif kecil dan biasanya memiliki sifat-sifat kimia yang serupa. Contohnya adalah unsur litium, natrium, dan kalium yang memiliki sifat-sifat kimia yang serupa dan terdapat dalam golongan ini.

Golongan 2: Unsur dengan Massa Atom antara 20 dan 40

Golongan kedua adalah unsur dengan massa atom antara 20 dan 40. Unsur-unsur dalam golongan ini memiliki massa atom yang lebih besar dibandingkan dengan unsur-unsur dalam golongan pertama. Contohnya adalah unsur magnesium, kalsium, dan strontium yang memiliki sifat-sifat kimia yang serupa dan terdapat dalam golongan ini.

Golongan 3: Unsur dengan Massa Atom antara 40 dan 60

Golongan ketiga adalah unsur dengan massa atom antara 40 dan 60. Unsur-unsur dalam golongan ini memiliki massa atom yang lebih besar dibandingkan dengan unsur-unsur dalam golongan kedua. Contohnya adalah unsur vanadium, kromium, dan mangan yang memiliki sifat-sifat kimia yang serupa dan terdapat dalam golongan ini.

Golongan 4: Unsur dengan Massa Atom antara 60 dan 80

Golongan keempat adalah unsur dengan massa atom antara 60 dan 80. Unsur-unsur dalam golongan ini memiliki massa atom yang lebih besar dibandingkan dengan unsur-unsur dalam golongan ketiga. Contohnya adalah unsur besi, kobalt, dan nikel yang memiliki sifat-sifat kimia yang serupa dan terdapat dalam golongan ini.

Golongan 5: Unsur dengan Massa Atom antara 80 dan 100

Golongan kelima adalah unsur dengan massa atom antara 80 dan 100. Unsur-unsur dalam golongan ini memiliki massa atom yang lebih besar dibandingkan dengan unsur-unsur dalam golongan keempat. Contohnya adalah unsur tembaga, perak, dan emas yang memiliki sifat-sifat kimia yang serupa dan terdapat dalam golongan ini.

Golongan 6: Unsur dengan Massa Atom antara 100 dan 120

Golongan keenam adalah unsur dengan massa atom antara 100 dan 120. Unsur-unsur dalam golongan ini memiliki massa atom yang lebih besar dibandingkan dengan unsur-unsur dalam golongan kelima. Contohnya adalah unsur timah, timbal, dan bismut yang memiliki sifat-sifat kimia yang serupa dan terdapat dalam golongan ini.

Golongan 7: Unsur dengan Massa Atom antara 120 dan 140

Golongan ketujuh adalah unsur dengan massa atom antara 120 dan 140. Unsur-unsur dalam golongan ini memiliki massa atom yang lebih besar dibandingkan dengan unsur-unsur dalam golongan keenam. Contohnya adalah unsur antimon, arsenik, dan germanium yang memiliki sifat-sifat kimia yang serupa dan terdapat dalam golongan ini.

Golongan 8: Unsur dengan Massa Atom di Atas 140

Golongan kedelapan adalah unsur dengan massa atom di atas 140. Unsur-unsur dalam golongan ini memiliki massa atom yang paling besar dibandingkan dengan semua golongan lainnya. Contohnya adalah unsur radium dan uranium yang memiliki sifat-sifat kimia yang serupa dan terdapat dalam golongan ini.

Conclusion

Pengelompokan atau penggolongan unsur kimia berdasarkan massa atom merupakan salah satu cara yang digunakan oleh para ahli kimia untuk mempelajari unsur-unsur kimia dengan lebih mudah. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan hukum triade Dobereiner, hukum oktaf Newlands, atau penggolongan berdasarkan kisaran massa atom. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, para ahli kimia harus memilih cara pengelompokan yang paling sesuai untuk mempelajari unsur-unsur kimia dengan lebih efektif dan efisien.