Perkembangan Politik Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
- partai politik mementingkan kepentingan golongan masing-masing sehingga kabinet jatuh bangun
- partai politik tidak mencerminkan dukungan rakyat pemilih
- partai politik yang berkuasa tidak dapat melaksanakan programnya, sebab masa kerja kabinet pendek.
Sistem kabinet parlementer memungkinkan adanya persaingan antarpartai politik untuk menduduki kursi terbanyak dalam parlemen.
a. Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951)
- mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilu Konstituante dalam waktu singkat
- menggiatkan usaha mencapai keamanan dan ketentraman
- memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat.
Salah satu keberhasilan Kabinet Natsir adalah diterimanya Indonesia sebagai anggota PBB yang ke-60 pada tanggal 28 September 1950.
b. Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 23 Februari 1952)
- menjalankan tindakan-tindakan yang tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan dan ketentraman
- mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dalam lapangan pembangunan
- menyelesaikan persiapan pemilihan umum Konstituante.
- menjalankan politik luar negeri bebas aktif yang menuju perdamaian
- memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.
Kabinet Sukiman jatuh, karena ditandatanganinya kerja sama keamanan Indonesia – Amerika Serikat berdasarkan Mutual Security Aids (MSA).
c. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 30 Juli 1953)
- Bidang pendidikan dan pengajaran adalah mempercepat usaha perbaikan untuk pembaharuan pendidikan dan pengajaran.
- Bidang perburuhan adalah melengkapi undangundang perburuhan.
- Bidang keamanan adalah menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara.
- Bidang luar negeri adalah meneruskan perjuangan merebut Irian Barat.
Kabinet Wilopo jatuh karena Peristiwa Tanjung Morawa, Sumatra Utara yang ditunggangi oleh PKI yang berhubungan dengan masalah pembagian tanah.
d. Kabinet Ali – Wongso- Arifin atau Kabinet Ali I (1 Agustus 1953 – 24 Juli 1955)
- Bidang dalam negeri, meliputi keamanan, pemilihan umum, kemakmuran dan keuangan, organisasi negara, serta perburuhan.
- Bidang Irian Barat adalah mengusahakan kembalinya Irian Barat ke dalam kekuasaan wilayah RI.
- Bidang politik luar negeri, meliputi politik luar negeri bebas aktif, peninjauan kembali tentang hasil KMB.
Keberhasilan Kabinet Ali adalah pada masa pemerintahannya berhasil melaksanakan Konferensi Asia Afrika di Bandung.
e. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956)
- mengembalikan kewibawaan moral pemerintah
- melaksanakan pemilihan umum
- memberantas korupsi
- meneruskan perjuangan merebut kembali irian Barat.
Keberhasilan Kabinet Burhanuddin Harapan adalah dapat menyelenggarakan pemilu pertama sejak Indonesia merdeka.
f. Kabinet Ali II (24 Maret 1956 – 14 Maret 1957)
- pembatalan hasil KMB
- meneruskan perjuangan mewujudkan kekuasaan de facto Indonesia atas Irian Barat dan membentuk Provinsi Irian Barat
- bidang dalam negeri, meliputi : memulihkan keamanan, memperbaiki perekonomian dan keuangan, memperkuat pertahanan, memperbaiki sistem perburuhan, memperluas dan meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran
- bidang luar negeri, meliputi menjalankan politik luar negeri bebas aktif dan meneruskan kerja sama dengan negara-negara Asia Afrika.
Keberhasilan Kabinet Ali II adalah membatalkan hasil KMB, membentuk Provinsi Irian Barat yang beribu kota di Soasio, Maluku Utara, dan pengiriman misi Garuda I ke Mesir. Sebab-sebab kejatuhan Kabinet Ali II.
- Timbulnya pemberontakan di berbagai daerah
- Adanya Konsepsi Presiden 21 Februari 1957
- Adanya keretakan dalam tubuh kabinet, hal ini dapat dibuktikan dengan mundurnya satu per satu anggota kabinet.
g. Kabinet Djuanda (9 April 1957 – 10 Juli 1959)
- membentuk Dewan Nasional
- normalisasi keadaan Republik Indonesia
- melanjutkan pembatalan KMB
- memperjuangkan Irian Barat
- mempercepat pembangunan.
Salah satu keberhasilan Kabinet Karya yaitu pada tanggal 18 November 1957 mengadakan rapat umum pembebasan Irian Barat di Jakarta.