Pengertian dan Macam-Macam Sistem Kelenjar Hormon Endoktrin, Hipofisis Anterior dan Posterior serta Letak dan Fungsinya pada Manusia

Berikut ini akan kita bahas materi tentang sistem hormon pada manusia, hormon, pengertian hormon, definisi hormon, arti hormon, sistem hormon, hormon pada manusia, fungsi hormon, fungsi hormon pada manusia, kelenjar endokrin, kelenjar buntu, macam-macam kelenjar endokrin, kelenjar hipofisis, pengertian kelenjar hipofisis, macam-macam hormon pada manusia, hormon hipofisis, letak kelenjar hipofisis, kelenjar hipofisis anterior, hormon hipofisis anterior, kelenjar hipofisis posterior.

Sistem Hormon pada Manusia

Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. 

Kelenjar endokrin disebut kelenjar buntu karena tidak mempunyai saluran, hormon yang dihasilkan langsung dibawa oleh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

Pengertian dan Macam-Macam Sistem Kelenjar Hormon Endoktrin, Hipofisis Anterior dan Posterior serta Letak dan Fungsinya pada Manusia
Kelenjar Hormon pada Manusia

Hormon berfungsi untuk mengatur pertumbuhan, metabolisme tubuh, reproduksi dan tingkah laku. Sebagai subsistem dalam sistem koordinasi maka hormon mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sistem saraf. 

Tetapi pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu yang lama. 

Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual. Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. kelenjar yang bekerja sepanjang hayat;

2. kelenjar yang bekerjanya mulai saat tertentu; dan

3. kelenjar yang bekerja hanya sampai saat tertentu saja.

Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis yang terletak di otak besar disebut juga master of gland, karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. 

Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior. Kelenjar hipofisis bekerja sama dengan hipotalamus mengendalikan organ-organ tubuh.

a. Hipofisis bagian anterior

Hipofisis bagian anterior menghasilkan hormon somatotrof (hormon pertumbuhan). Hormon ini berpengaruh pada pertumbuhan tulang manusia. 

Kelebihan hormon ini pada waktu anak-anak mengakibatkan pertumbuhan raksasa yang disebut gigantisme. 

Apabila kelebihan ini terjadi pada orang dewasa menyebabkan pertumbuhan memanjang pada ujung-ujung tulang tertentu seperti ujung-ujung tulang muka, yang disebut akromegali. Kekurangan hormon pertumbuhan akan mengakibatkan pertumbuhan kecil disebut kretinisme.

Kerjasama hipotalamus dengan kelenjar hipofisis

untuk mengendalikan aktivitas organ

Hormon tirotrof adalah hormon yang mengatur pertumbuhan dan fungsi kelenjar gondok atau kelenjar tiroid. Hormon ini mempengaruhi pengambilan unsur iodium dan sintesis hormon tiroksin. 

Hormon Adrenokortikotrof (ACTH) merupakan hormon yang merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresi glukokortikoid. 

Hormon Laktogenik atau hormon Prolaktin merupakan hormon yang merangsang kelenjar susu untuk menghasilkan kelenjar air susu. 

Hormon gonadotrof pada wanita, terdiri atas Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang berfungsi merangsang pertumbuhan folikel ovarium, menghasilkan estrogen, 

dan Luteinezing Hormone (LH) yang berfungsi mempengaruhi pertumbuhan folikel ovarium menjadi korpus luteum, korpus luteum akan menghasilkan progesteron. 

Hormon gonadotrof pada pria terdiri atas Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang berfungsi merangsang terjadinya spermatogenesis 

dan hormon perangsang sel-sel intertisiil (ICTH) atau hormon luteinisasi yang berfungsi merangsang sel-sel intertisiil untuk menghasilkan testoteron.

b. Hipofisis bagian tengah

Hipofisis bagian tengah menghasilkan hormon perangsang melanosit atau Melanosit Stimulating Hormon (MSH). Apabila hormon ini terlalu banyak dihasilkan, maka akan menyebabkan kulit menjadi hitam.

c. Hipofisis bagian posterior

Hipofisis bagian posterior menghasilkan oksitosin yang berfungsi mempengaruhi otot uterus berkontraksi sehingga memper-mudah proses persalinan, dan hormon vasopresin, yang berfungsi sebagai anti diuretik, mencegah pengeluaran urin yag terlalu banyak. 

Hal ini berhubungan dengan fungsinya yang menyebabkan kontraksi otot-otot usus halus, kantung air seni, dan kantung empedu serta menyebabkan penyempitan pembuluh darah.