Berikut ini akan dibahas mengenai sistem reproduksi pada manusia, sistem reproduksi manusia, reproduksi manusia, sistem reproduksi, gametogenesis, pengertian gametogenesis, definisi gametogenesis, gametogenesis pada manusia, spermatogenesis dan oogenesis, spermatogenesis, pengertian spermatogenesis, hormon gonadotropin, follicle stimulating hormone, FSH, Luteinizing hormone, hormon testosteron, oogenesis, pengertian oogenesis.
Gametogenesis
Pembentukan individu baru dimulai dengan gametogenesis. Gametogenesis adalah pembentukan telur dan sperma pada kedua induknya. Pembentukan sperma disebut spermatogenesis, sedangkan, pembentukan sel telur disebut oogenesis.
Selama gametogenesis berlangsung pembelahan secara meosis (berasal dari bahasa Yunani = meioun, yang berarti berkurang), yaitu berkurangnya jumlah kromosom dari keadaan diploid menjadi haploid.
Jika dua gamet bersatu pada waktu fertilisasi, gabungan kedua nukleusnya akan membentuk 2n kromosom.
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi pada organ reproduksi pria, yaitu testis. Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium menjadi sel yang lebih besar disebut spermatosit primer.
Sel-sel ini membelah secara mitosis menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar, kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar.
Spermatid adalah sebuah sel bundar dengan sejumlah besar protoplasma dan merupakan gamet dewasa dengan sejumlah kromosom haploid.
Pada akhir proses, terjadi pertumbuhan dan perkembangan atau diferensiasi yang rumit, tetapi bukan pembelahan sel, yaitu mengubah spermatid menjadi sperma yang fungsional.
Nukleus mengecil dan menjadi kepala sperma, sedangkan sebagian besar sitoplasma dibuang. Sperma ini mengandung enzim yang memegang peranan dalam menembus membran sel telur.
|
Spermatogenesis |
Spermatogenesis terjadi secara diklik di semua bagian tubulus seminiferus. Di setiap satu bagian tubulus, berbagai tahapan tersebut berlangsung secara berurutan.
Pada bagian tubulus yang berdekatan, sel cenderung berada dalam satu tahapan lebih maju atau lebih dini.
Pada manusia, perkembangan spermatogonium menjadi sperma matang membutuhkan waktu 16 hari. Spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon gonadotropin, Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing hormone (LH), dan hormon testosteron. Mari cermati.
a. Hormon Gonadotropin
Hormon gonadotropin dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk merangsang kelenjar hipofisa bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
b. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH dihasilkan oleh hipofisa anterior. Hormon ini berfungsi mempengaruhi dan merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang memacu pembentukan sperma.
c. LH (Luteinizing Hormone)
LH dihasilkan oleh hipofisa anterior. Hormon ini berfungsi merangsang sel-sel interstitial (sel leydig) agar mensekresi hormon testosteron (androgen).
d. Hormon Testosteron
Hormon testosteron dihasilkan oleh testis. Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder serta mendorong spermatogenesis.
2. Oogenesis
Ovarium menghasilkan ovum. Proses pembentukan ovum di dalam ovarium disebut oogenesis. Pada ovarium yang ada di dalam tubuh embrio atau fetus terdapat sekitar 600.000 buah sel induk telur atau disebut oogonium.
Pada saat umur fetus (embrio) lima bulan, oogonium memperbanyak diri secara mitosis, membentuk kurang lebih 7 juta oosit primer.
Pada saat embrio (fetus) umur 6 bulan, oosit primer dalam tahap meiosis (profase I). Setelah itu, terjadi pengurangan jumlah oosit primer sampai lahir.
|
Oogenesis |
Pada saat lahir dua ovarium mengandung 2 juta oosit primer. Selanjutnya, oosit primer yang sedang tahap membelah tersebut istirahat sampai masa pubertas.
Pada waktu anak berumur 7 tahun jumlahnya susut lagi menjadi sekitar 300.000 – 400.000 oosit primer. Setelah masuk masa pubertas, perempuan akan mengalami menstruasi atau haid.
Saat itu kelenjar hipofisis mampu menghasilkan FSH, dan oosit primer yang terbentuk melanjutkan pembelahan meiosis menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama.
Sel yang berukuran besar disebut oosit sekunder dan yang berukuran kecil disebut badan polar pertama. Penyelesaian tahap meiosis I sekitar menjelang ovulasi.
Oosit sekunder melanjutkan tahapan meiosis II dan berhenti pada metafase II. Jadi, pada saat ovulasi, yang dikeluarkan bukan ovum melainkan oosit sekunder pada metafase II.
Jika tidak terjadi penetrasi oleh sperma, oosit sekunder mati. Jika terjadi penetrasi sperma, oosit sekunder akan melengkapi tahapan meiosis II.
Hasilnya adalah satu sel yang besar disebut ootid dan satu sel yang kecil disebut badan polar kedua. Sedangkan, badan polar I menghasilkan 2 badan polar.
Pada saat menjelang terjadinya peleburan inti sel telur dengan inti sperma, ootid berkembang menjadi ovum (telur). Ketiga badan polar yang menempel pada ovum tidak berfungsi dan mengalami degenerasi.
Dengan demikian, hasil oogenesis adalah sel ovum yang besar dan tiga sel badan polar yang menempel di ovum. Seperti halnya spermatogenesis, proses oogenesis juga dipengaruhi oleh berbagai jenis hormon. Hormon-hormon tersebut dapat dihasilkan oleh hipofisa, dan ovarium.