Kimia  

Pengelompokan atau Penggolongan Unsur-Unsur Kimia Berdasarkan Teori Atom dan Tabel Periodik Mendeleev

Berikut ini artikel pembahasan mengenai unsur kimia, penggolongan unsur kimia, teori atom mendeleev, tabel periodik mendeleev, lecoq de boisbaudran, lars nilson,  dan clemens winkler.

Tabel Periodik Mendeleev

Pada 1869, ilmuwan Rusia, Dmitri Ivanovic Mendeleev mempublikasikan hasil penelitiannya mengenai penggolongan unsur-unsur kimia. Unsur-unsur kimia dikelompokkan Mendeleev ke dalam 12 kelompok menurut kenaikan massa atom. Berikut ini adalah tabel periodik Mendeleev.

Pengelompokan atau Penggolongan Unsur-Unsur Kimia Berdasarkan Teori Atom dan Tabel Periodik Mendeleev
Tabel Periodik Mendeleev

Pada 1871, Mendeleev memperbaiki tabel periodiknya. Ia memutar 90° posisi tabelnya sehingga menjadi seperti tabel berikut.

Pengelompokan atau Penggolongan Unsur-Unsur Kimia Berdasarkan Teori Atom dan Tabel Periodik Mendeleev
Tabel Periodik yang diputar 90 derajat oleh Mendeleev

Unsur-unsur kimia dalam tabel periodik Mendeleev dikelompokkan ke dalam 8 kolom dan 12 baris. Unsur-unsur satu kolom dan satu baris memiliki sifat kimia yang mirip. 

Pada tabel tersebut, Mendeleev menyediakan kotak kosong untuk unsur-unsur yang menurut dugaannya akan ditemukan pada masa mendatang. 

Mendeleev memberi nama unsur-unsur tersebut dengan istilah eka-aluminium (nomor atom 44), eka boron (nomor atom 68), dan eka-silikon (nomor atom 72). 

Dugaan Mendeleev terbukti, Pada bulan November 1875, ilmuwan Prancis Lecoq de Boisbaudran menemukan unsur yang sifatnya sama dengan eka-aluminium, ia menamakan unsur tersebut galium. 

Perhatikan tabel berikut untuk mengetahui persamaan antara prediksi Mendeleev dan penemuan de Boisbaudran.

Pengelompokan atau Penggolongan Unsur-Unsur Kimia Berdasarkan Teori Atom dan Tabel Periodik Mendeleev
Tabel persamaan sifat antara Eka-Alumunium menurut Mendeleev
dan Galium menurut Boisbaudran

Sama halnya dengan eka-aluminium, dua unsur lain yang diprediksi Mendeleev (eka-boron dan eka-silikon) ternyata diketahui memiliki sifat yang sama dengan skandium dan germanium. 

Sifat unsur skandium yang ditemukan ilmuwan Swedia, Lars Nilson pada 1879 mirip dengan eka-boron, sedangkan sifat unsur germanium yang ditemukan ilmuwan Jerman, Clemens Winkler pada 1886 mirip dengan eka-silikon.