Berikut ini merupakan pembahasan ringkas mengenai pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati, dampak kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati, kegiatan manusia terhadap alam sekitar, dampak positif kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati, perburuan liar, dampak industrialisasi, dampak perburuan liar, dampak penggundulan hutan, dampak penebangan hutan, dampak pembalakan liar.
Pengaruh dan Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati di Indonesia sangat tinggi. Akan tetapi, keadaan tidak akan terus seperti itu. Keanekaragaman hayati ini dapat berkurang karena aktivitas manusia, misalnya akibat perburuan hewan.
Kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati ini dapat berdampak positif dan berdampak negatif.
Manusia melakukan banyak sekali kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Terkadang kegiatan yang dilakukan tersebut dapat berakibat buruk terhadap keanekaragaman hayati. Contoh dampak kegiatan manusia yang berakibat buruk terhadap keanekaragaman hayati antara lain sebagai berikut.
1. Dampak Penggundulan, Penebangan atau Pembalakan Hutan Liar
Penggundulan atau pembalakan hutan secara liar untuk menjadi tempat pemukiman, pertanian, pertambangan, pabrik, dan jalan raya akibat semakin bertambahnya populasi manusia dan meningkatnya kebutuhan masyarakat.
Penebangan hutan ini secara otomatis akan mengurangi keanekaragaman hayati karena hutan yang merupakan rumah bagi jutaan organisme menjadi lenyap.
2. Dampak Perburuan Liar
Perburuan liar, penangkapan ikan dengan menggunakan pukat harimau, penangkapan ikan dengan bom, dan perusakan terumbu karang merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang secara langsung dapat merusak keanekaragaman hayati.
3. Dampak Industrialisasi
Dampak industrialisasi, selain menyebabkan polusi, juga mengambil lahan yang cukup besar untuk aktivitas manusia sehingga mengurangi habitat hewan dan tumbuhan.
Polusi yang disebabkan kegiatan industri dan kendaraan bermotor |
Kegiatan-kegiatan yang berdampak negatif ini dapat membahayakan ekosistem. Contohnya, jika perburuan liar marak terjadi hingga melenyapkan satu spesies makhluk hidup, predator atau konsumen tingkat tinggi, seperti harimau atau elang, keseimbangan ekosistem daerah tersebut akan terganggu.
Populasi konsumen tingkat pertama seperti banteng, rusa, dan kelinci akan meningkat. Bahkan dapat merusak vegetasi hutan karena populasinya tidak terkendali. Bayangkan, apa yang terjadi jika hutan-hutan di Indonesia habis.