ke pelaminan kadang menimbulkan rasa sungkan dan serba salah. Bagaimana supaya
hubungan cinta dan persaudaraan berjalan harmonis? Urutan kelahiran terkadang
menjadi patokan untuk menentukan siapa yang lebih dulu untuk menikah.
Masalahnya, jika Anda sudah siap berumah tangga sementara kakak tercinta masih
betah ‘bersolo karier’ maka mau tak mau Anda mesti melangkahinya melaju ke
pelaminan. Agar langkah Anda mulus, maka pertimbangkanlah ha-hal berikut.
Restu
tentunya tidak datang secara mendadak. Daam arti, Anda dan pasangan mestinya
memiliki waktu sekian lama untuk mempertimbangkan keputusan tersebut, sebelum
akhirnya menetapkan tanggal.
Jika mungkin, libatkan kakak Anda dalam proses
pengambilan keputusan untuk menikah. Jajaki pendapatnya apabila Anda lebih
dahulu menikah dibandingkan dirinya. Diskusikan pula ini dengan orang tua dan
saudara lainnya. Ketimbang memaksa, mintalah do’a restu darinya supaya
pernikahan Anda berjalan lancar.
Lingkungan
psikolog dari RS pondok indah Jakarta, saat ini menikah lebih dahulu dari
saudara yang lebih tua bukan lagi hal yang luar biasa. “Yang dilangkahi juga
biasanya sudah tidak menganggap hal ini sebagai masalah besar.
Namun,
seringkali keruwetan justru datang dari lingkungan. Image buruk kerap melekat
pada diri orang yang dilangkahi. Pasalnya, ada stigma bahwa seorang kakak yang
ditinggal kawil adiknya akan sulit jodoh,” ujarnya.
datang terus-menerus dari lingkungan bisa membuat seseorang merasa tertekan.
Jadi, meski kakak Anda merasa baik-baik saja bila adiknya menikah duluan,
lama-kelamaan ia bisa kewalahan juga menghadapi lingkungan yang menuntutnya
untuk segera menikah pula.
Keinginannya
untuk menyerahkan tanda mata kepada kakak yang akan didahului menikah. Meski
Anda tidak fanatic pada adat, tak ada salahnya memberikan semacam
kenang-kenangan kepada kakak Anda.
Katakanlah itu merupakan tanda cinta
sekaligus ucapan terima kasih atas dukungan dan pengertiannya terhadap
pernikahan Anda berdua. Tapi bila dia menolak tidak perlu memaksa.
Terlibat
dari kakak, libatkan ia dalam
merencanakan upacara pernikahan. Dengan ikut “terjun” mengurusi salah satu
momen terpenting dalam kehidupan Anda, kakak Anda juga akan mersa menepati
posisi penting dan menjadi bagian dalam kehidupan adiknya.
Pamer
tidak mengumbar kemesraan ketika berada didekatnya. Jangan buat orang lain
mengasihani kakak Anda. Anda bisa bebas mengekspresikan kasih sayang kepada
pasangan tercinta setelah gaung pernikahan Anda pudar.
Ketiga
sudak dilakukan, namun kakak tersyang tetap enggan dilangkahi? Mungkin Anda
perlu bantuan orang ketiga.
Mintalah pertolongan mereka untuk memberi
pengertian kepada kakak Anda, bahwa meski Anda menikah duluan, ia tetap masih
berpeluang menemukan kebahagiaan. Pernikahan bukan ajang menentukan siapa yang
lebih unggul.
Melangkahi
budaya, Anda pasti pernah mendengar sejumlah persyaratan dalam tata cara adat
yang mesti dilalui bila Anda ingin menikah lebih dahulu dari saudara yang lebih
tua.
Dalam pernikahan adat Jawa, biasanya upacara ‘pelangkahan’ dilakukan
sebelum upacara midodareni. Barang atau uang yang menjadi tanda mata sudah
dikemas rapi, sesuai dengan kesepakatan sebelumnya dengan saudara yang akan
dilangkahi calon pengantin.
lain lagi ceritanya. Setelah upacara lamaran dan sebelum hari pernikahan, ada
sesi pertemuan keluarga yang dinamakan ‘rembukan’ bertujuan untuk meminta izin
dari kakak yang akan dilangkahi adiknya.
Saat ini biasanya berlangsung
negosiasi untuk menetapkan tanda mata yang akan diserahkan calon mempelai
kepada sang kakak. Biasanya tanda mata yang diberikan berupa perhiasan dari
emas, untuk menandakan bahwa meski telah dilangkahi, sang kakak masih amat
berniali harganya.
Di tanah Batak, prosesi upacara
serupa dilakukan sebelum akad nikah yang diikuti oleh keluarga inti, berupa
penyerahan hadiah yang sudah disepakati sebelumnya. Uniknya disertai pula
dengan gunting!
Filosofinya, gunting tersebut berguna untuk ‘menggunting’
jalan. Jadi, jalan sang kakak menuju jodohnya tidak tertutup. Setali tiga uang,
di Sumatra Barat dan di Lampung juga dilakukan upacara yang mewajibkan sang
adik memberikan ‘upeti’ sesuai permintaan,…[]